KAIN BATIK

Motif kain adat dapat dilihat sebagai salah satu sarana komunikasi tradisional yang memuat lambang-lambang atau simbol-simbol budaya tertentu. Simbol-simbol adat sesungguhnya dapat berlaku sebagai pranata karena dengan makna dibalik simbol itu, setiap penerima simbol akan menyadari sesuatu yang harus dan tidak harus dijalankannya. Sehingga motif batik tradisional merupakan pesan nonverbal.

Masyarakat Jawa sampai sekarang masih mempunyai kepercayaan terhadap “batik tradisional” yang bermotif tertentu. Adapun kepercayaan ini antara lain tercermin pada upacara adat pernikahan Jawa, dimana mereka memiliki kepercayaan bahwa batik sebagai salah satu alat perlengkapan pernikahan adat dianggap mempunyai kekuatan magis, dan pernikahannyapun menurut aturan-aturan tertentu yang tidak boleh dilangggar begitu saja. Disamping itu pada sementara orang Jawa masih pula hidup pemikiran bahwa motif batik tradisional yang sering digunakan sebagai alat perlengkapan upacara pernikahan adat Jawa memiliki mitologi tertentu yang memberikan arti khusus dan harus mendapatkan perhatian yang khusus pula bagi para pemakainya. Pemakaian motif batik-batik tradisional tertentu baik oleh pengantin pria dan pengantin wanita, orang tua dari kedua belah pihak maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan pada proses pelaksanaan tersebut secara menyeluruh, mulai dari awal sampai akhir dari rangkaian upacara pernikahan itu, umumnya juga didasari oleh pemikiran-pemikiran tersebut diatas.

Ada 7 macam motif dalam batik tradisional yaitu: motif Sawat, motif Gurda, motif Meru, motif Semen, motif Bango Tulak, motif Sindur, motif Gadhung Mlat


Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".
batik merupakan sebuah tehnik dalam pewarnaan pembuatan kain yagn sudah cukup lama. Batik biasanya di buat dengan menggunakan malam atau biasa di sebut wax-resist dyeing .Seni pewarnaan kain dengan teknik ini adalah salah satu bentuk seni kuno. menurut penemuan di mesir tentang pembungkusan kain untuk mumi juga menggunakan malam untuk membentuk polanya . dan ini juga menurut masyarakan mesir sudah dikenal semenjak abad ke 4 sebelum masehi.
Di Indonesia sendiri pun batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan populernya pada akhir abad 18 atau awal abad 19. Batik yang dihasilkan semuanya merupakan batik tulis sampai awal abad ke 20 dan batik cap baru dikenal setelah perang dunia atau sekitar tahun 1920an.
Walaupun kata batik berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari india atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7 . tetapi menurut seorang arkeolog indonesia yang bernama F.A. Sutjipto  ia percaya bahwa batik adalah asli dari daerah seperti toraja, Flores , Halmahera , dan Papua. Menurut dia daerah ini bukan lah daerah yang di pengaruhi hinduisme tetapi memang memiliki tradisi membuat batik sejak dahulu.
Di Eropa pun teknik batik pertama kali diceritakan dalam buku History of java di London tahun 1817. Sebuah buku yang di tulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles. Ia adalah seorang Gubernur Inggris di Jawa pada masa Napoleon menduduki Belanda. Pada tahun 1873 seorang saudagar Belanda yang bernama Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat ia datang ke Indonesia dan pergi ke ke Museum Etnik di rotterdam. Dari situ lah sir Thomas Stamford raffles mulai memperkenalkan batik.
dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.
Saya bangga memiliki batik di Indonesia karena ia dapat memanca Negara dan dapat berkembang pesat seperti sekarang. Bahkan sekarang sudah ada mesin otomatis untuk membuat batik . tetapi saya tetap lebih menyukai batik kuno dengan tehnik tulis

0 komentar:

by. agung. Diberdayakan oleh Blogger.